Judul : Dibalik sehelai kertas putih
link : Dibalik sehelai kertas putih
Dibalik sehelai kertas putih
Dibalik sehelai kertas putih - Hallo sahabat Blognya Anak Administrasi Perkantoran SMKER, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dibalik sehelai kertas putih, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.Judul : Dibalik sehelai kertas putih
link : Dibalik sehelai kertas putih
Dibalik sehelai kertas putih
DIBALIK SEHELAI
KERTAS PUTIH
Disaat cinta
terabaikan.
Disaat hidup
terasa hampa.
Dan hanya
sehelai kertas putih yang mampu mengerti tentang keadaan semua ini.
Disaat
itulah aku tahu akan arti sebuah kesendirian.
Itulah yang dirasakan
olehku saat ini. Seorang gadis belia yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA.
Namaku adalah Vandra Anastasya, umurku baru menginjak usia 17 tahun. Dan kini
aku tengah bersekolah di SMA yang cukup terkenal diwilayah Subang. Aku seorang
pribadi yang pemalu, lugu dan kutu buku. Bagiku masa-masa SMA itu adalah masa
saat mencari cinta sejati dan jati diri. Di masa SMA ini untuk pertama kalinya
aku merasakan cinta pada pandangan pertama. Cinta yang aku labuhkan kepada
sosok pria yang sangat populer disekolah dan banyak disukai oleh para kaum
wanita.
Dan pria itu bernama Ardiansyah Pratama, yang kerap dipanggil Ardi. Dia seorang
pria yang pandai dalam segala mata pelajaran disekolah, ramah terhadap semua
orang dan memiliki kreativitas yang tinggi. Dia juga pandai dalam mata
pelajaran penjaskes, bahkan dia menjadi ketua team Basket disekolah. Karena
itulah banyak kaum wanita yang mengagumi dirinya.
Ketika itu, saat jam istirahat aku sedang duduk dibangku taman sekolah. Aku
termenung saat membaca novel tentang CINTA, dan sekilas aku terbayang akan
sosok pria yang aku kagumi. Namun, sekilas sosok itu tampak nyata berdiri
dihadapanku. Dan sosok itu tiba-tiba semakin mendekati aku yang sedang
termenung mengamati dirinya. Lalu dia menghampiri dan menyapaku.
Ardi : “
hai..? “
Vandra :
“........................” ( diam terpaku tak bisa menjawab sepatah katapun ).
Ardi : “ ???
“ ( kebingungan dan beranjak pergi menjauh ).
Begitu bodohnya aku tidak bisa berbicara sepatah katapun saat dia menyapaku,
aku terpaku akan kekagumanku terhadap dirinya. Aku terdiam bagaikan patung. Aku
hanya bisa termenung memandangi dirinya.
Disetiap
malam aku hanya bisa berharap sesuatu yang aku inginkan terwujud, aku
menginginkan dirinya untuk menemani hari-hariku, aku menginginkan dirinya
selalu ada disisiku. Namun, aku tau akan keadaanku. Aku dan dia begitu jauh
berbeda. Bagaikan laut dan sungai, bagaikan minyak dan air yang tak akan pernah
bisa bersatu. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku terhadap dirinya karena
sebuah keadaan. Aku hanya bisa meluapkan semua perasaanku didalam sehelai
kertas putih, semuanya aku curahkan didalam kertas putih yang selalu mengerti
akan keadaanku. Dibalik sehelai kertas putih itulah tersimpan segala perasaanku
terhadap dirinya.
Ketika hati
tidak mampu bicara, hanya goresan pena yang tergores didalam sehelai kertas
putih ini yang mampu mewakili perasaanku.
KARYA : ANITA LUTHFIAH
Demikianlah Artikel Dibalik sehelai kertas putih
Sekianlah artikel Dibalik sehelai kertas putih kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dibalik sehelai kertas putih dengan alamat link https://smkplusmekarwangi-apstory.blogspot.com/2016/11/dibalik-sehelai-kertas-putih.html
Demikianlah Artikel Dibalik sehelai kertas putih
Sekianlah artikel Dibalik sehelai kertas putih kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dibalik sehelai kertas putih dengan alamat link https://smkplusmekarwangi-apstory.blogspot.com/2016/11/dibalik-sehelai-kertas-putih.html
0 Response to "Dibalik sehelai kertas putih"
Posting Komentar